"Isya!,,Isya !!isya!!..bangun nak, sudah pagi .Nanti malaikat nya sudah terbang kelangit. Sholat shubuh mu tidak diterima.."
Kata-Kata itulah yang sangat aku rindukan.. Kata kata penuh harap yang selalu menyapa ku di saat matahari beranjak dari peraduannya. Sebuah kata-kata penuh harapan tulus,suci dan penuh kasih sayang.Ya, kata-kata sakti dari seorang mama. Kata-kata penuh cinta yang dilontarkan seorang wanita yang surga saja dibawah telapak kakinya.Namun, aku harus terima untuk tidak dapat lagi mendengar kata-kata itu untuk selamanya.
Kini, yang ada aku harus bangun sendiri ,atas kesadaran sendiri.Karena kebutuhan ku. Kadang bangun pagi ku diantar suasana rindu akan suara itu. Terkadang hatiku berbisik "Mama kenapa tidak membangunkanku lagi?" sembari membayangkan dahulu aku hanya mengelu-ngelu bila dibangunkan mama. Aku pura-pura ngantuk berat, kadang minta didudukan seperti manusia lanjut usia saja.
Kalau sekarang bangun pagi ku diantar sebuah kewajiban, yah kewajiban untuk shalat shubuh ,habis tuh beres-beres dan kemudian pergi kuliah pagi.
Kalau dilihat-lihat, jauh sekali perbedaan hakikat bangun paginya. Jadi tidak pantaslah bagiku untuk bertanya kenapa mama tidak akan membangunkan lagi dipagi hari untuk selama-lamanya.
Hatiku hanya bisa berbisik:
"Tuhan benar-benar Maha Pengasih,
Dia benar-benar penyayang,
Cinta Kasih Nya seluas langit dan bumi,
Dia Dzat yang paling mulia,
sehingga manusia yang diciptakanNya pun dimuliakan,
tapi kita manusia terkadang lupa,
bahwa kita selalu dimuliakanNya,
dengan cara dan jalan yang berbeda,
walau jalan itu bukan jalan yang kita sukai,
padahal Allah lebih mengetahui,
selalu memilihkan yang terbaik ,
Allah, ampuni aku ,
hambaMu yang tidak tahu diri,
pernah tidak menyukai Mu karena telah mengambil apa yang menjadi hakMU,
hamba pernah tidak suka karena Engkau mengambilnya ,
ketika hamba sedang membutuhkannya,
karena sedang benar-benar membutuhkannya,
hamba masih butuh cinta kasih Ibu,
Hamba merengek bagaikan anak kecil yang hilang ditengah keramaian,
hamba ke berlarian bagai anak ayam yang kehilangan induknya,
lalu senggugukan , terisak-isak dengan bodohnya,
sungguh tidak tahu diri ini,
marah untuk sesuatu yang Allah gariskan,
Masih adakah ampunan untuk hambaMu ini ya Allah,
Masih layakkah hamba untuk diterima?
Walau Beliau telah meninggalkanku genap satu tahun,
ternyata rasa rindu itu semakin besar,
Rasa yang kukira akan memudar seiring berjalannya waktu,
Hanya satu keinginan dalam hatiku,
Mama kapankah kita akan bertemu kembali...
Maaf kan HambaMu ini ya Allah..
Pagi ini, air mataku jatuh lagi,
Rindu ku sudah tidak terperi,
Maafkan HambaMu ini ya Allah..
Pagi ini, pertama yang kulakukan bukan shalat shubuh,
tapi menuliskan rasa yang melumpuhkan semangat ku..."
Sabtu, 07 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar